skip to main |
skip to sidebar
Budaya Mengantri di Indonesia
MANA YANG BAIK ?
Budaya mengantri di Indonesia sekarang sudah mulai memudar, tidak kenal tua dan muda sekarang mayoritas orang-orang lebih mengutamakan kepentingan pribadi yang mereka anggap lebih penting tanpa memerhatikan kepentingan orang lain
Seorang guru di Australia pernah berkata:
“Kami tidak terlalu
khawatir jika anak2 sekolah dasar kami tidak pandai Matematika, kami
jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”
“Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu ?” Kerena yang terjadi di negara kita justru sebaliknya.
Inilah jawabannya:
Karena
kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk
bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau
lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik
proses mengantri.
Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu
matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI.Sebagian mereka anak
menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.
Karena
biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas
yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan
Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan
membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di
sepanjang hidup mereka kelak.
”Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI ?”
”Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya;”
* Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.
* Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.
* Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat
giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..Anak
belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.
* Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa
dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya
orang akan membaca buku saat mengantri)
* Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.
* Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
* Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.
* Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan.
* Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.
* Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika
sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar
kecil.
* Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.
dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.
Apa yang di pertontonkan para orang tua pada anaknya, dalam mengantri menunggu giliran sungguh memprihatinkan.
Ada
orang tua yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan
mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan
berkata ”Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja !!”
Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.
Ada orang tua yang menggunakan taktik dan sejuta alasan agar anaknya
di perbolehkan masuk antrian depan, karena alasan masih kecil capek
ngantri, rumahnya jauh harus segera pulang, dsb. Dan menggunakan taktik
yang sama di lokasi antrian permainan yang berbeda.
Ada orang tua yang malah marah2 karena di tegur anaknya menyerobot
antrian, dan menyalahkan orang tua yang menegurnya dan berbagai macam
kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga?
Ah
sayang sekali jika orang tua, guru, dan Kementrian Pendidikan kita masih
saja meributkan anak muridnya tentang Ca Lis Tung (Baca Tulis Hitung),
Les Matematika dan sejenisnya. Padahal negara maju saja sudah berpikiran
bahwa mengajarkan MORAL pada anak jauh lebih penting dari pada hanya
sekedar mengajarkan anak pandai berhitung.
Ah sayang sekali ya...
Mungkin itu yang menyebabkan negeri ini semakin jauh saja dari
praktek-praktek hidup yang beretika dan bermoral?
Ah sayang
sekali ya... seperti apa kelak anak2 yang suka menyerobot antrian sejak
kecil ini jika mereka kelak jadi pemimpin di negeri ini?
Semoga
ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua juga para
pendidik di seluruh tanah air tercinta. Untuk segera menyadari bahwa
mengantri adalah pelajaran sederhana yang banyak sekali mengandung
pelajaran hidup bagi anak dan harus di latih hingga menjadi kebiasaan
setiap anak Indonesia.
Sumber :http://theglobejournal.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar